Articles by "Internasional"
Showing posts with label Internasional. Show all posts

Batang, Santrionline

Alumni Syam (Suriah) Indonesia (Alsyami) menggelar pertamuan terbatas, Senin (9/1) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, mereka menghadirkan para ulama Suriah yang kebetulan sedang ada di Indonesia usai menghadiri Maulid Nabi di Kanzus Sholawat Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.

Beberapa persoalan yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni seputar glorifikasi jatuhnya Kota Aleppo dari tangan pemberontak dan penyimpangan yang dilakukan oleh sebuah lembaga bantuan kemanusiaan yang terindikasi disalurkan kepada para milisi dan kombatan di Suriah.

Ketua Alsyami, Ahmad Fathir Hambali menyatakan, penyelewengan semacam ini bukanlah fenomena baru. Karena itu menurut dia, selayaknya para NGO atau LSM sungguh-sungguh melakukan kerja kemanusiaan.

“Sebagai lembaga publik, hendaknya melakukan transparansi atas aliran dana mereka,” ujar Fathir.

Sementara itu Sekjen Alsyami, M. Najih Arromadloni mengajak peserta pertemuan untuk mengampanyekan pentingnya melihat Krisis Suriah dari perspektif kemanusiaan.

Ia mengingatkan bahwa dalam menyikapi tragedi kemanusiaan terbesar abad 21 ini, masyarakat tidak sepatutnya jatuh dalam perdebatan politik tak berujung. Karena di balik kompleksnya konflik kepentingan dan ideologi di Suriah, terdapat jutaan manusia yang menjadi korban.

“Karena itu, mari bersama secara serius dan tepat sasaran menggalang dukungan dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Suriah,” ucap Najih.

Selaku ketua panitia, Anizar Masyhadi menyatakan akan mengawal hasil rumusan yang telah disepakati. Mantan sekretaris Dubes RI untuk Suriah ini mengatakan, di saat banyak foto bendera Suriah yang tidak resmi milik oposisi pemberontak yang mengganti warna merah menjadi hijau beredar, Alsyami perlihatkan kepada dunia bendera Suriah yang sesungguhnya.

“Inilah second track diplomacy Alsyami dalam memerankan kedamaian dan kedaulatan antar negara,” tegas Anizar.

“Suriah adalah negara pertama mengakui kemerdekan Indonesia, Duta Besar Suriah untuk PBB HE. Faris Al-Khoury, yang ketika itu memimpin sidang DK PBB, mendukung sepenuhnya kemerdekaan Indonesia. Peranan itu tidak boleh dilupakan oleh bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Hadir dalam pertemuan ini Mufti Agung Ibu Kota Damaskus Syekh Adnan Afyouni, Syekh Riyad Bazo dari dewan fatwa Lebanon dan Syekh Omar Dieb, akademisi dari Universitas Ahmad Kuftaro Damaskus Suriah. (Red: Fathoni)



Jakarta, Santrionline

Penyebaran informasi yang masif melalui berbagai saluran media menyebabkan banjir informasi yang sulit ditentukan keshahihannya. Untuk itu, keberadaan para dai muda di tengah masyarakat harus mampu menjadi penuntun bagi masyarakat dalam memilih dan memilah informasi, agar tidak terjebak pada informasi palsu atau Hoax.

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia, Moh. Nur Huda menyatakan, para dai memiliki tanggung jawab penuh dalam memberikan pencerahan pada masyarakat, agar tidak tertipu pada informasi yang keliru.

Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kompetensi literasi media pada dai muda yang hadir di tengah masyarakat. FKDMI, bersama dengan Kementerian Agama dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) akan menyelenggarakan Pelatihan Kader Dai Tingkat Nasional tahun 2017 tahap 1, dengan salah satu fokus bahasan menangkal informasi palsu (Hoax) di tengah masyarakat, dengan peningkatan kompetensi literasi media bagi para dai muda.

Pelatihan ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Januari 2017 di Kampus STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Matraman Jakarta Timur.

Pelatihan kader dai ini akan diikuti oleh seratus orang dai muda yang ada di Jakarta dan utusan dari FKDMI tingkat wilayah. FKDMI berharap, dengan pelatihan ini, para dai mampu menjadi pelita bagi masyarakat di tengah membanjirnya informasi baik yang benar ataupun palsu.

Apalagi kondisi sosial masyarakat saat ini yang cenderung tegang dan berpotensi menimbulkan gesekan antar-umat beragama.

“Jangan sampai para da’i tidak mampu mengarahkan masyarakat pada kebenaran, lantaran informasi palsu (hoax) dikemas sedemikian rupa seolah-olah itu adalah shahih,” ujar Huda.

Huda juga mengingatkan empat sifat Rasulullah yang harus senantiasa diteladani oleh para da’i muda, yakni: Siddik (berkata benar), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya) dan Fathonah (cerdas).

“Jika para dai senantiasa meneladani empat sifat ini, niscaya tidak ada celah sedikitpun untuk ikut serta menyuburkan informasi palsu yang cenderung memecah belah persatuan bangsa”, ujarnya.

Dirinya berharap, pelatihan dai ini dapat menghasilkan kader-kader dai yang mumpuni dan ikut membina masyarakat dalam mewujudkan tatanan yang Islami. (Red: Fathoni)
Dua warga berkebangsaan Jepang, Tatsunori Hoshi dan Ohnurkunjung ke kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Jumat (6/1). Pria dan wanita ini beriktikad masuk Islam melalui bimbingan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Kiai Said pertama-tama menjelaskan bahwa Islam adalah agama membawa rahmat bagi seluruh alam. Islam tak hanya tentang iman tapi juga akhlak dan peradaban. “Islam itu mengasihi, anti-kekerasan,” paparnya yang kemudian diterjemahan ke dalam bahasa Jepang.

Doktor lulusan Universitas Ummul Qura Makkah ini lalu menuntun satu persatu dari mereka untuk melafalkan dua kalimat syahadat. Ohnuma Yoka yang sudah satu tahun tinggal di Indonesia menerjemahkan syahadat dengan bahasa Indonesia, sementara Tatsunori Hoshi dengan bahasa Jepang.
Setelah resmi masuk Islam, Kiai Said tak menghapus dua nama asli mereka kecuali dengan menambah nama Ali untuk Tatsunori Hoshi sehingga menjadi Ali Tatsunori Hoshi, dan nama Sholehah untuk Ohnuma Yoka sehingga menjadi Ohnuma Sholehah Yoka.
Ohnuma mengaku masuk Islam atas kesadaran sendiri. Ia tertarik dengan Islam yang menekankan persaudaraan dan kepedulian untuk sesama. “Selasa satu tahun saya tinggal di Indonesia, saya mengenal Islam sebagai agama yang peduli dengan fakir miskin,” tambah Ohnuma dengan logat Jepang yang kental.
Ohnuma Sholehah Yoka juga mengaku di Indonesia sedang bekerja di sebuah perusahaan internet. Sedangkan orang tuanya yang beragama Kristen tinggal di Jepang. “Orang tua saya tidak mempermasalahkan saya masuk Islam,” tuturnya.
Ohnuma berteman dengan Tatsunori sejak tahun lalu. Tatsunori bekerja di perusahaan milik Muhammad Suzuki Nobukazu, pengusaha Jepang yang ikut mendampingi dalam kesempatan ini. Suzuki juga masuk Islam melalui bimbingan PBNU pada 2015 lalu.
Hadir dalam kesempata itu Ketum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa, Bendara Umum PBNU Bina Suhendra, Wasekjen PBNU H Andi Najmi Fuaidi, serta Ketua PBNU Marsudi Syuhud dan Robikin Emhas.
#Nu online