Solo, Santrionline

Segala sesuatu yang berlebihan, seringkali mengarah kepada hal yang tidak baik. Begitu pula ketika seseorang terlalu berlebihan dalam membenci maupun mencintai satu hal, seringkali akan membuatnya bertindak secara berlebihan, dengan tanpa dasar.

Termasuk dalam kategori di atas, yakni perilaku menyebar berita bohong atau yang populer dengan sebutan hoax, dimana berita bohong tersebut dibuat berdasarkan pada kecintaan maupun kebencian yang berlebih.

“Menyebarkan berita hoax berdasarkan kebencian maupun kecintaan, sama-sama tidak waras. Mestinya ada tabayyun atau klarifikasi dahulu, sebelum membagikan berita,” terang Koordinator Ansor Media Regional Jawa Tengah, Solahudin Aly, pada seminar Bedah Iklan Anti-Hoax di ISI Surakarta, Kamis (5/1).

Menurut Sekretaris Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng tersebut, berita bohong sebetulnya sudah ada sejak zaman dahulu. “Bahkan dalam ranah hadits juga dikenal adanya hadits palsu,” ungkapnya.

Selain Solahudin, dalam kesempatan tersebut turut hadir beberapa narasumber antara lain Anas Syahirul Alim (Ketua PWI Solo), Retno Wulandari (Presiden IMA Chapter Solo) dan lainnya.

Panitia acara seminar, menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian dari kampanye antihoax, yang puncaknya akan digelar deklarasi masyarakat antihoax, Ahad (8/1) mendatang. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: